Selasa, 04 Agustus 2009

BAHASA INDONESIA DIPERHITUNGKAN DI LUAR NEGERI

BAHASA INDONESIA DI LUAR NEGERI
juga diposkan oleh samin,untuk jelasnya, klik disini
sekali lagi, mohon maaf jika tidak langsung masuk ke forumnya, karena jika dilakukan, sering terjadi page load error

BAHASA KAMI BAHASA INDONESIA BUKAN BAHASA MELAYU

Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Kedua di Ho Chi Minh City

JUMAT, 12 JUNI 2009 | 23:52 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com --Pemerintah Daerah Ho Chi Minh City, Vietnam, mengumumkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua secara resmi pada bulan Desember 2007, kata seorang diplomat Indonesia.

"Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Inggris, Prancis dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan," kata Konsul Jenderal RI di Ho Chi Minh City untuk periode 2007-2008, Irdamis Ahmad di Jakarta pada Jumat.

Guna mengembangkan dan memperlancar studi Bahasa Indonesia, pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia di kota itu membantu berbagai sarana yang diperlukan beberapa universitas, kata Irdamis.

Sarana yang dibantu antara lain peralatan komputer, alat peraga, bantuan dosen dan bantuan keuangan bagi setiap kegiatan yang berkaitan dengan upaya promosi Bahasa Indonesia di wilayah kerja universitas masing-masing.

Perguruan tinggi itu juga mengadakan lomba pidato dalam Bahasa Indonesia, lomba esei tentang Indonesia dan pameran kebudayaan. Universitas Hong Bang, Universitas Nasional HCMC dan Universitas Sosial dan Humaniora membuka studi Bahasa Indonesia.

"Jumlah mahasiswa yang terdaftar sampai Nopember 2008 sebanyak 63 orang dan menurut universitas-universitas itu, minat untuk mempelajari Bahasa Indonesia cenderung meningkat," kata Irdamis.

Ia berpendapat sebagian pemuda Vietnam melihat adanya keperluan untuk mempelajari Bahasa Indonesia, mengingat kemungkinan meningkatnya hubungan bilateral kedua negara yang berpenduduk terbesar di ASEAN di masa depan.

Bahasa Indonesia, Pilihan Bahasa di Australia

RABU, 1 JULI 2009 | 09:39 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Ester Lince Napitupulu

KOTA MELBOURNE, KOMPAS.com - Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran bahasa yang ditawarkan di beberapa sekolah di Australia. Sejumlah siswa yang memilih pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah mereka bahkan tertarik juga belajar kebudayaan dan berkunjung ke Indonesia.

”Saya tertarik ingin tahu kebudayaan Indonesia. Suatu saat nanti saya berharap bisa ke Indonesia. Saya mau berenang di pantainya,” ujar Michael Winn, siswa kelas XII di Carey Baptist Grammar School Melbourne.

Keinginan untuk bisa mengajak siswa SMP-SMA di Ferny Grove State School di Brisbane, Queensland, belajar langsung dari penutur asli di Indonesia memang hingga saat ini belum terwujud. Namun, pengajar Bahasa Indonesia di sekolah itu tak kehilangan akal.

Tak bisa ke Indonesia, akhirnya sejumlah siswa yang memilih belajar bahasa Indonesia pun diajak ke Malaysia untuk belajar bahasa dan kebudayaan Melayu. Kesempatan itu dimanfaatkan sebagai ajang untuk mempraktikkan kemampuan berbahasa Indonesia yang dialeknya hampir mirip dengan bahasa Melayu yang dipercakapkan di Malaysia.

Dalam kunjungan ke sejumlah sekolah di Melbourne dan Brisbane yang didukung oleh Australian Education International (AEI) di Indonesia awal Juni lalu, Kompas berkesempatan melihat proses belajar Bahasa Indonesia bagi siswa SD, SMP, dan SMA Australia. Pilihan pelajaran Bahasa Indonesia ternyata cukup diminati siswa Australia, di samping bahasa Perancis, Jerman, dan Mandarin.

Fiona Hudghton, Kepala Departemen Bahasa di Ferny Grove State School, mengatakan, Bahasa Indonesia sudah diajarkan di sekolah itu sekitar delapan tahun lalu. Pelajaran bahasa dengan pilihan Bahasa Indonesia dan Jerman wajib diikuti siswa kelas VIII. Sekitar 40 persen siswa memilih untuk belajar Bahasa Indonesia.

”Sejak tahun lalu, Bahasa Indonesia mulai diajarkan sejak SD. Itu karena ada permintaan dari orangtua siswa. Alasannya karena Indonesia negara tetangga Australia, tidak ada salahnya untuk mengajarkan bahasanya kepada siswa di sini,” ujar Fiona, yang juga menjadi salah satu pengajar Bahasa Indonesia.

Belajar Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia justru terlihat lebih menarik. Saat siswa kelas VIII belajar kata depan atau preposisi, Fiona memanfaatkan berbagai hewan mainan berukuran kecil sebagai alat bantu untuk memudahkan pemahaman siswa.

Dengan memindahkan posisi berbagai hewan mainan itu, siswa jadi lebih paham bagaimana menggunakan kata di belakang, di atas, di samping, dan lainnya.

Sementara itu, bagi siswa kelas XI dan XII, pelajaran Bahasa Indonesia juga dikaitkan dengan berbagai aspek kehidupan di negara Indonesia, mulai dari budaya, sastra, musik, dan film. Ketika Kompas, tvOne, dan staf AEI Surabaya Josephine Ratna melihat jam pelajaran Bahasa Indonesia, siswa kelas XI dan XII memanfaatkan untuk berdiskusi soal kehidupan remaja di Indonesia.

Axel, misalnya, dengan bahasa Indonesia yang cukup lancar menanyakan apakah remaja Indonesia kenal dengan budaya pesta bersama teman-teman sekolah. Sementara itu, yang lainnya bertanya soal kesempatan anak-anak lulusan SMA melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Di Melbourne, kelas Bahasa Indonesia salah satunya ditawarkan di Carey Baptist Grammar School sejak kelas VII. Bahasa Indonesia juga menjadi pilihan di antara Bahasa Mandarin, Jerman, dan Perancis. Siswa kelas XII yang mengambil kelas Bahasa Indonesia mesti siap-siap dengan ujian Bahasa Indonesia untuk kelas Victorian Certificate of Education (VCE) atau International Baccalaureate.

Heather Hardie, pengajar Bahasa Indonesia, berharap supaya travel advice ke Indonesia bisa dipertimbangkan kembali.

”Saya menikmati saat di Indonesia. Saya berharap anak-anak yang mengambil kelas bahasa bisa ke Indonesia. Sebenarnya, Indonesia tidak seseram yang dibayangkan orang,” ujar Heather.

INDONESIA HEBAT, INDONESIA BETTER THAN MALAYSIA

Diambil dari pendapat Samin, (WNI) di topix forum malaysia tentang MENGAPA MALAYSIA LEBIH JAUH MAJU DARI INDONESIA...

Untuk tahu lebih jelas silakan klik disini
mohon maaf jika tidak langsung masuk ke forumnya, karena jika dilakukan seperti itu, sering terjadi page load error

Malaysia itu terlalu gede rasa. Baru saja menjadi OKB (Orang Kaya Baru) sudah merasa melampaui Indonesia segalanya. Boleh kalah sama negeri lain termasuk tetangganya Singapura, tetapi Malaysia tak boleh kalah sama Indonesia untuk segalanya.

Namun pada sisi lain, mereka boleh jadi sebenarnya merasa rendah diri juga sama Indonesia. Maklum semenanjung Malaysia Barat dan Malaysia Timur jaman dulu adalah termasuk dalam kekuasaan kerajaan Majapahit. Kekuasaan Majapahit sangat luas sampai meliputi Kawasan Hujung Medini yakni: Pahang, Langkasuka, Saimwang, Kelantan, Trengganu, Johor, Paka, Muar, Dungun, Tumasik (Singapura sekarang), Kelang, Kedah, Jerai, Kanjapiniran dan juga Malano yang meliputi Serawak (Malaysia Timur sekarang), Mindanao dan Tawao (Slamet Mulyana,“Pupuh XIII, XIV, dan XV dari kitab Nagarakretagama, Majapahit”, Jakarta 1979: 279-280). Di samping itu, Nagarakretagama menginformasikan negara-negara yang bukan “jajahan” Majapahit tetapi sahabat Majapahit yakni negeri-negeri Siam, Ayudyapura, Darma Nagari, Marutma, Rajapura, Singanagari, Campa, Kamboja dan Yawana (Pupuh XV, bait 1).

Susahnya, generasi baru Malaysia itu tahunya Indonesia adalah yang ada urusannya dengan masalah ecek-ecek. Yakni tak jauh dari urusan pembantu rumah tangga; tukang masak, tukang nyuapin makan dan mandiin anak-anak Melayu; tukang pembersih lantai dan toilet di gedung perkantoran; tukang kebun kelapa sawit; pekerja kasar industri konstruksi dan sebagainya. Bahkan penyeluk (copet), penjual dadah (narkoba), rampok dan pelaku kejahatan lainnya dituduhkan semuanya sebagai kerjaan orang Indon (begitu mereka menyebut Indonesia). Pokoknya dalam mindset mereka, Indonesia ini negara kelas dua.

Generasi baru Malaysia itu tidak tahu atau sengaja pura-pura tidak tahu, bahwa sejak tahun 1968, orang tua mereka yang sekarang menduduki jabatan menteri, pejabat tinggi kerajaan, pengusaha, para akademisi universiti-universiti di Malaysia banyak belajar ke Indonesia; ke ITB, UI, UGM, Unpad, IKIP, IAIN. Bahkan mahasiswa Malaysia pun sekarang banyak belajar terutama di Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi di universitas-universitas di Indonesia, dengan prestasi yang biasa-biasa saja. Indonesia adalah negara dengan penduduk 240 juta orang adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah India dan Amerika Serikat. Indonesia adalah negara yang memiliki kebebasan pers yang sama dengan di Amerika Serikat, kecuali tak boleh menerbitkan dan memperdagangkan majalah pornografi dan tidak boleh memproduksi, memperdagangkan dan menyiarkan film pornografi. Indonesia ini 1 dari 4 negara di Asia yang bersama Cina, India dan Korea Selatan masuk G-20 Dunia.

Indonesia adalah anomali bagi negara-negara maju produsen barang mewah, pesawat jet dan helikopter pribadi, high-end car, barang-barang elektronik super mewah, hig-end consumer goods, apartemen super mewah, jasa kesehatan kelas VVIP, event dan jasa olahraga golf dan lain-lain. Mengapa? Karena Indonesia adalah konsumen terbesar mereka. Karena penduduknya banyak, para orang kaya Indonesia tarohlah jumlahnya 10%-nya saja ini berarti hampir 25 juta orang. Itu sama saja dengan seluruh jumlah penduduk Malaysia itu sendiri, baik yang kayanya maupun yang miskinnya. Atau jumlah orang kaya Indonesia itu sama juga dengan seluruh penduduk benua Australia. Atau jumlah orang kaya Indonesia itu juga sama dengan lima kali penduduk seluruh Singapura. Mayoritas yang menaruh uang di bank-bank Singapura adalah orang Indonesia. Yang beli apartemen di kawasan elite Kuala Lumpur, Singapura, Melbourne, Sydney dan Perth itu orang kaya Indonesia. Yang berobat ke hospital di Penang, Kuala Lumpur dan Singapura itu orang kaya Indonesia. Indonesia ini tak ada matinye!!!

Masalahnya karena size Indonesia adalah besar. Maka problema yang dihadapi Indonesia adalah sangat kompleks. Sangat berbeda jauh dengan problema yang dihadapi Malaysia, yang penduduknya saja cuma 23 juta orang, yakni sama saja dengan jumlah penduduk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Yang dihadapi Indonesia adalah harus memerangi KKN (Korupsi-Kolusi-Nepotisme) yang luar biasa rusak dan zalimnya diwariskan oleh rejim Soeharto, termasuk larinya uang BLBI senilai lebih dari Rp. 700 triliun entah kemana. Indonesia harus melawan kemiskinan dan kesehatan yang jelek karena utang yang dibuat oleh rejim Soeharto melebihi US$ 100 milyar. Indonesia harus melawan kebodohan karena mewariskan dana pendidikan yang sangat kecil oleh rejim Soeharto. Indonesia itu harus berjuang berat melawan Multinational Corporation (MNC) yang telah mengeksploitasi sumberdaya alam Indonesia secara biadab. Sehingga lingkungan rusak berat, karena mereka seolah merasa telah memiliki legalitas kuat dari “Contract of Works” yang dibuat oleh rejim Soeharto.

Oleh karena itu, awal dari segala awal kita bekerja membangun Indonesa yang besar dalam kenyataannya kelak adalah kita harus membangun 3 (tiga) pilar utama yakni HUKUM, PENDIDIKAN dan KEBUDAYAAN, KEWIRAUSAHAAN. Kita harus dukung sepenuhnya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Karena institusi hukum lainnya Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman kinerjanya sangat jauh dari memuasakan. KPK sebuah komisi independen yang masih dipercaya Rakyat Indonesia untuk memberantas KKN, sekaligus memberikan efek terhadap pencegahan KKN. Sehingga diharapkan Hukum benar-benar dapat ditegakkan, dijalankan dengan adil dan efektif. Ini akan berefek terhadap semakin perlunya Birokrasi Pemerintahan direformasi total. Dana Pendidikan dan Kebudayaan yang mulai meningkat harus diawasi agar penggunaannya tepat sasaran dan efektif. Dana Kesehatan melalui Jamkesmas dan Jaminan Sosial harus ditingkatkan agar rakyat tak mampu, akan mendapatkan haknya berobat gratis berdasarkan konstitusi. Sehingga secara jangka panjang sumberdaya manusia Indonesia menjadi sehat dan pintar. Infra-struktur harus dibangun agar proses produksi dan arus barang lancar, sehingga ekonomi menggeliat. Belanja barang Pemerintah harus semakin diarahkan untuk sebanyak mungkin dibelanjakan untuk produk-produk hasil produksi dalam negeri karena sumberdaya manusia Indonesia juga sudah menguasai teknologi sendiri. Dan ini akan menggerakkan ekonomi para Wirausaha Sejati Indonesia sendiri, yang membuka kesempatan kerja yang seluas-luasnya, yang membuat rakyat Indonesia bermartabat karena memiliki pekerjaan yang dapat menghidupi sanak keluarganya. Dan Wirausaha Sejati ini akan menggelinding populasinya untuk menjadi agen perubahan. Dunia perbankan harus dibangun berdasarkan kemampuan menjaga kepercayaan nasabah dan memberikan dukungan konstruktif dengan tingkat suku bunga yang relatif rendah bagi para wirausaha nasional. Dengan demikian Indonesia secara bertahap akan mengurangi ketergantungan terhadap sumber-sumber keuangan negara asing atau sumber-sumber keuangan rente tinggi.

Termasuk tentunya belanja alutsista bagi TNI dan Polri harus sebagian besar hasil produk buatan Indonesia sendiri, yang dibuat di pusat industri-industri strategis. Sehingga secara bertahap Indonesia memiliki alutsista yang memadai yang memiliki efek deteren atau kemampuan menggetarkan musuh-musuh kita. Yang mampu mengawasi perairan Indonesia yang terluas di dunia yang sangat kaya sumberdaya hayati yang terbarukan dan sangat kaya pula sumberdaya alam tak terbarukan seperti minyak, gas dan mineral lainnya. Dengan Indonesia memiliki kekuatan alutsista yang kuat, negara asing akan mengurungkan niatnya untuk melakukan kejahatan di seluruh wilayah darat dan perairan Indonesia.

Siap Perang Melawan Malaysia

Dari segi sumberdaya manusia, Malaysia itu jelas kalah jumlah orang pintarnya sama orang Indonesia. Indonesia itu kaya akan talenta anak mudanya yang memenangi begitu banyak kejohanan level dunia di bidang sains, teknologi dan seni budaya. Sedangkan Malaysia mana? Malaysia hanya penggembira saja. Apalagi para cendekiawan Malaysia sangat kasihan tertekan batin dan pikirannya karena tak memiliki kebebasan berekspresi, mereka takut ditangkap dan dipenjarakan tanpa melalui proses pengadilan oleh Pemerintah Kerajaan Malaysia berdasarkan ISA (Internal Security Act).

Semua universiti Malaysia yang dinilai oleh the TIMES Higher Education QS (Inggris) maupun Webometrics (Spanyol) dan lembaga pemeringkat internasional lainnya pada tahun 2009 ini,“apple to apple: kalah sama ITB, UI, UGM. Padahal dana pendidikan mereka 10 kali jauh lebih besar dari Indonesia. Sejak tahun 1968, mereka yang sekarang menduduki jabatan menteri dan pejabat tinggi kerajaan Malaysia adalah banyak belajar ke Indonesia; ke ITB, UI, UGM, Unpad, IKIP, IAIN. Mahasiswa Malaysia pun sekarang banyak belajar terutama di Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi di universitas-universitas di Indonesia, dengan prestasi yang biasa-biasa saja.

Untuk Alutsista, Malaysia merupakan konsumen CN 235 buatan PT. DI, Bandung dengan memiliki 8 pesawat. Yakni CN235 MPA (Maritime Patrol Aircraft) atau versi Militer sebanyak 4 buah, CN235 versi Navigation Trainer 2 buah dan CN235 versi VIP 2 buah. Jumlah seluruh CN 235 Malaysia adalah sama dengan jumlah pesawat CN 235 yang dimiliki oleh TNI AU.

Namun Malaysia masih berkeinginan untuk membeli 6 buah lagi CN 235 MPA, kata Menteri Pertahanan Malaysia Dato Seri Ahmad Zahid bin Hamidi ketika berkunjung ke PT. DI Bandung akhir Juni 2009 lalu.(Seputar Indonesia, 12 Juli 2009, halaman 11). Menteri Pertahanan Malaysia ini juga berminat membeli kendaraan Panser 6x6 yang bermutu tinggi buatan PT. Pindad, Bandung.

Sekarang Malaysia kaya, ya boleh-boleh saja belanja sebanyak-banyaknya alutsista mereka dari Amerika Serikat, Rusia dan lain-lain termasuk dari Indonesia. Tetapi Malaysia semuanya mengimpor, tak mampu membuat alutsista sendiri. Jadi nantinya Malaysia akan memiliki ketergantungan secara teknologi. Sedangkan Indonesia sudah memiliki infrastruktur industri pesawat terbang dan industri-industri strategis lainnya, sehingga bila dana sudah tersedia tinggal mengembangkan skala industrinya saja. Karena sudah cukup memiliki kemampuan yang berjenjang cara pencapaian sebelumnya yakni mulai bekerja berdasarkan pembelian lisensi, melakukan improvement terus menerus dan inovasi, maka tidak akan terlalu sulit bagi Indonesa untuk membuat berskuadron-skuadron pesawat teknologi madya maupun pesawat berteknologi tinggi sekelas jet, minimal sekelas N250 dibuat di PT. DI.

Malaysia ngebet ingin membeli 6 buah lagi CN 235 MPA, karena pesawat buatan PT.DI ini adalah terbaik di kelasnya di dunia. Inovasi 40 insinyur PT. DI adalah mampu menambah persenjataan lengkap seperti rudal dan teknologi radar yang dapat mendeteksi dan melumpuhkan kapal selam. Jadi kalau TNI mengawal Ambalat cukup ditambah satu saja CN235 MPA versi militer ini (disamping armada TNI AL dan pasukan Marinir yang ada) untuk mengusir kapal selam dan kapal perang Malaysia lainnya.

Tak mengherankan bila Korea Selatan merupakan pembeli dan pemakai CN 235 MPA atau versi militer. Korea Selatan membayarnya sebagian dengan barter kapal-kapal patroli cepat dan sebagian besar dengan cash. Korea Selatan memiliki CN 235 MPA 6 buah dan CN 235 versi VIP 2 buah. Bahkan sekarang PT. DI sedang menyelesaikan 8 buah pesawat CN 235 MPA pesanan dari Korean Coast Guard! Turki memakai pesawat CN 235 untuk pesawat VVIP Pemerintah Turki dan CN 235 MPA untuk keperluan patroli pantai. Uni Arab Emirat memiliki CN 235 versi Militer 6 buah dilengkapi dengan Night Vision Google. Pakistan memiliki CN235 MPA sebanyak 6 buah. Thailand memakai CN 235 versi Rain Making untuk keperluan pertanian. Burkina Faso dan Brunei Darrusalam masing-masing memiliki satu buah CN235 MPA. Bahkan negara adidaya Amerika Serikat memilih CN235 sebagai pesawat pilihan bagi US Coast Guard untuk menjaga perairan AS, dimana pembeliannya dari EADS disertai kerjasama produksi di AS.

Pembeli dari Indonesia sendiri, disamping TNI yang memang telah lama membeli dan memakainya adalah kalangan swasta nasional. Konglomerat pemilik Artha Graha Group, Tommy Winata baru saja membeli masing-masing satu unit NC 212 dan NAS 332. Sekarang PT. DI sedang mengerjakan pesanan TNI-AU sebanyak 3 buah helikopter Super Puma. Dalam waktu dekat ini BP Migas juga sudah berniat membeli Produk PT DI ini.

Roket RX-420, Kapal Selam dan Fregat

Roket RX-420 yang telah diluncurkan LAPAN, Indonesia awal Juli 2009 lalu menggetarkan Australia, Singapura, Brunei Darussalam dan Malaysia (Tribun Batam, 2 Juli 2009 atau bisa dilihat juga di http://www.tribunbatam.co.id ). Harian “The Straits Time”(Singapore) dan “The Sydney Morning Herald”(Australia), dan media Brunei Darussalam memuat cukup panjang lebar tentang berita peluncuran roket RX-420 Lapan, Indonesia ini.

Seperti diketahui roket RX-420 ini menggunakan propelan yang dapat memberikan daya dorong lebih besar sehingga mencapai 4 kali kecepatan suara. Hal itu membuat daya jelajahnya mencapai 100 km. Bahkan bisa mencapai 190 km bila struktur roket bisa dibuat lebih ringan. Yang punya nilai tambah tinggi ini adalah 100% hasil karya anak bangsa, para insinyur Indonesia. Begitu pula semua komponen roket-roket balistik dan kendali dikembangkan sendiri di dalam negeri, termasuk software. Hanya komponen subsistem mikroprosesor yang masih diimpor.

Mengapa malah menjadi buah bibir di Australia, Singapura, Brunei Darussalan dan Malaysia? Karena keberhasilan peluncuran roket Indonesia ini ke depan akan membawa Indonesia mampu mendorong dan mengantarkan satelit Indonesia bernama Nano Satellite sejauh 3.600 km ke angkasa. Satelit Indonesia ini nanti akan berada pada ketinggian 300 km dan kecepatan 7,8 km per detik. Bila ini terlaksana Indonesia akan menjadi negara yang bisa menerbangkan satelit sendiri dengan produk buatan sendiri. Indonesia dengan demikian akan masuk exclusive member "Asia Satellite Club" bersama Cina, Korea Utara, Jepang, India dan Iran.

Kekhawatiran Australia, Singapura dan Malaysia ini masuk akal, bukan? Kalau saja Indonesia mampu mendorong satelit sampai 3.600 km untuk keperluan damai atau keperluan macam-macam tergantung kesepakatan rakyat Indonesia saja. Maka otomatis pekerjaan ecek-ecek bagi Indonesia untuk mampu meluncurkan roket sejauh 190 km sampai 350 km untuk keperluan militer, bakal sangat mengancam mereka sekarang ini pun juga!!! Kalau tempat peluncurannya ditempatkan di Batam atau Bintan, maka Singapura dan Malaysia Barat sudah gemetaran bakal kena roket Indonesia. Dan kalau ditempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan Indonesia dengan Malaysia Timur, maka si OKB Malaysia tak akan pernah berpikir ngerampok Ambalat. Akan hal Australia, mereka ada rasa takutnya juga. Bahwa mitos ada musuh dari Utara yakni Indonesia itu, memang bukan sekedar mitos tetapi sungguh ancaman nyata di masa depan dekat.

Asalkan pemerintah mendukung sepenuhnya masalah pendanaannya. Para insinyur-insinyur PT. PAL, Surabaya telah memiliki kemampuan untuk membuat kapal jenis Fregat bertonase besar bahkan juga Kapal Selam.

Nah, jangan terlalu mengecilkan Indonesia kalau sudah berkaitan dengan negara asing. Walau bagaimanapun Indonesia adalah negara yang kita cintai, yang harus kita bangun bersama. Indonesia itu memiliki tradisi besar sebagai Bangsa Pejuang. Kita sebagai Rakyat dianjurkan bahkan diwajibkan untuk berkontribusi bagi kemajuan Indonesia berdasarkan perannya masing-masing. Kita boleh mengkritik habis Indonesia tetapi secara konstruktif dan bertanggung-jawab, sehingga bermanfaat bagi kemajuan Indonesia. Tetapi sekali kalau sudah ada kepentingan asing bermain disini, kita semua total harus memiliki keberpihakan yakni membela bangsa Indonesia.

Malaysia rupanya tertarik dengan pesawat dan panser buatan Indonesia. Negeri Jiran yang sempat bersitegang di perairan sekitar Ambalat itu menawarkan tukar menukar alutsista (alat utama sistem senjata).

“Penawaran itu pernah disampaikan Menhan Malaysia Dato” Seri Ahmad Zahid Bin Hamidi,” ujar Kepala Biro Humas Departemen Pertahanan Brigadir Jenderal Slamet Hariyanto di Jakarta, Selasa (7/7). Menhan Malaysia sudah melakukan kunjungan ke PT Dirgantara Indonesia ( PTDI) dan PT Pindad di Bandung. Sejak 20 tahun yang lalu Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) telah memberikan kepercayaan kepada PTDI untuk memasok alat transportasi udaranya.

Enam pesawat CN 235 transport militer telah dioperasikan oleh TUDM dan di tahun 2002 kembali Kementerian Pertahanan Malaysia memutuskan untuk membeli dua unit pesawat CN 235 VIP. Kontrak pembelian tersebut menambah keyakinan bahwa Malaysia mempercayai terhadap hasil produksi bangsa Indonesia.

Menurut jendral asal Pasuruan, Jawa Timur itu Menhan Malaysia juga menyatakan kekaguman dan ketertarikannya akan pesawat patroli maritim yang dibuat PTDI (CN-235MPA).“Beliau berharap PTDI bisa bekerjasama dengan Industri strategis Malaysia dalam konteks saling menguntungkan antar kedua negara,” ujar Brigjen Slamet.

Kerja sama pertukaran alutsista ini sangat penting untuk memperkuat pertahanan kedua negara di wilayah Asia. Malaysia tertarik kendaraan tempur 6x6 yang diproduksi Pindad. Sedangkan mereka menawarkan kendaraan panser 8x8. Pertukaran perdagangan alutsista menjadi bahasan utama saat kunjungan Menhan Malaysia. Sebab, negara ASEAN memiliki 500 juta penduduk dan jika kekuatan pertahanan serta persenjataan dibangun bersama, hal itu akan membuat negara-negara di kawasan ASEAN menjadi lebih kuat.

Secara terpisah, Direktur Utama PT Pindad Adik Aldvianto mengatakan, pihaknya siap jika memang Malaysia menginginkan produksinya.”Implementasinya berupa offset program. Misalnya, jika Malaysia membutuhkan peralatan, mereka membeli ke kita. Begitu juga dengan kita, harus membeli kepada Malaysia,” jelasnya.

Senin, 03 Agustus 2009

Solusi Mempermudah Perekonomian Indonesia Terkhusus Jakarta

Assalammualaikum Wr.WB

Indonesia...
Negriku yang kucinta...
Jakarta...
Ibu Kotanya...

Anda pasti sudah tahu pandangan masyarakat dunia tentang Indonesia, terkhusus jakarta jika anda membaca postingan pertama saya. Menurut mereka, Jakarta dianggap sebagai NERAKA DUNIA. Bayangkan betapa sakitnya kita sebagai warga jakarta jika dikatakan seperti itu. Waktu itu juga saya melihat beberapa forum yang ada di website Skyscrapercity.com. Miris sekali jika anda membaca forum itu pastinya. Isi dari komentar orang luar yang membanding-bandingkan jakarta dengan kota-kota lain di Wilayah SEA (south East Asia). "Kuala lumpur, transportasinya paling maju, Singapur, kota yang paling maju, Bangkok, kota yang sibuk namun teratur, Hanoi, kota yang mengalami kemajuan pesat saat ini, Manila, kota yang memiliki skyline terbaik, JAKARTA...............kota yang dihuni oleh banyak gunung sampah, yuck..." begitu kata mereka.

Mereka juga mengatakan bahwa ekonomi, transportasi, pendidikan, dan berbagai sektor lain di Indonesia tidak dapat berkembang dan hanya jalan di tempat....
Sungguh ironis, jujur saya merasa sedih sekali. Tapi memang semua itu kenyataan, daerah yang kumuh, penduduk mayoritas yang miskin yang tinggal di bantaran kali, sampah yang menumpuk di setiap sudut kota dan sungai. Jujur, saya merasa iri dengan Manila, Philipina. Mereka berhasil menjadikan sungai sebagai sarana transportasi andalan mereka. sungai yang beberapa puluh tahun lalu menyerupai jakarta sekarang ini. Mengapa jakarta tidak bisa ? apakah faktor masyarakat yang kurang aktif, pemerintah, ataukah ekonomi yang semakin parah ?

Ini semua adalah kenyataan teman - teman. Tapi bukan berarti kita tidak bisa bangkit menghadapi keterpurukan ini. Apakah anda tahu bahwa di Jakarta nantinya akan ada Monorail, MRT (subway), bahkan menara Jakarta yang tingginya mencapai 558 m. Itu semua adalah rumusan beberapa bahkan sampai 11 tahun yang lalu. yang diperkirakan akan selesai tahun 2007, 2008, 2009... tapi mana hasilnya, apakah kita sudah dapat menikmati hasilnya sebagai masyarakat jakarta. Siapa yang salah ?

Semua masalah itu, ditimbulkan oleh kita sendiri, sebagai masyarakat yang tidak peduli akan lingkungan, sampah, bahkan kebijakan positif yang dilakukan pemerintah. Dari sisi lain, mungkin terdapat juga kesalahan terbesar yang dilakukan oleh seorang atau beberapa orang petinggi negara. Ada yang tahu...? Yak, betul sekali...KORUPSI...itulah masalah besar di negara kita yang sulit untuk diberantas. Selama kegiatan itu masih berjalan, yakinlah Indonesia akan menjadi negara tertinggal selamanya...

Oleh karena itu bagi siapa saja yang membaca postingan saya ini, harap diperhatikan. Banyak orang yang tidak sadar bahwa kita sebagai penduduk Jakarta atau bahkan Indonesia mempunyai keuntungan karena banyaknya jumlah penduduk yang mencapai 9 juta lebih warga (Jakarta), atau 200 juta lebih warga indonesia. Sadarkah anda, sadarkah pemerintah...?

Disini, saya memiliki solusi. Mengapa India yang penduduknya mencapai 1 milyar lebih dapat menjadi negara yang mulai maju dan penduduknya makmur - makmur sedangkan kita yang hanya 200 juta, 1/5 nya saja hidup dalam keterpurukan. Saya mencari - cari tahu, apakah trik yang dilakukan oleh India. Tentunya trik ini dapat digunakan di Indonesia.

Trik ini sangat berhubungan erat dengan sektor ekonomi. Artinya, Indonesia yang kesulitan mencari modal untuk pembangunan, membayar utang luar negeri pokoknya jika Indonesia memiliki masalah sulit tentang keuangan. Mau tahu apa triknya...? makanya baca terus sampai selesai, jangan sepotong - sepotong !

Yak, triknya begini, misalnya pemerintah merumuskan hari wajib seribu bagi warga jakarta. contohnya hari sabtu perminggunya. jumlah penduduk jakarta yang mencapai 9 juta jiwa lebih, pastinya akan memperlancar trik ini. Jika satu orang dari sekian banyaknya warga di jakarta membayar seribu rupiah perminggunya, betapa besr keuntungan yang dapat diperoleh, atau mungkin seperti ini, jika satu keluarga terdapat 5 anggota, ayah, ibu, dan tiga orang anak, cukup membayar 5 ribu rupiah saja perminggunya. mudah bukan...kalu dihitung - jitung...1000 x 9.000.000, hasilnya pasti 9.000.000.000 alias 9 milyar perminggunya. jika hal itu rutin dijalankan, dijamin jakarta akan mendapatkan pasokan uang rakyat sebesar itu. bayangkan apa yang dapat dilakukan pemerintah dengan uang sebanyak itu tiap minggunya. menjalankan pembangunan yang tertunda, memperbaiki lingkungan, juga mempercepat transportasi massal yang saat ini sedang dikerjakan, dan yang tidak kalah penting membuat semua program pendidikan seperti sekolah dan tempat bimbel, juga rumah sakit menjadi gartis segratis gratisnya. Masyarakat tidak perlu mengeluh lagi akan janji pemerintah tentang sekolah dan berobat gratis yang belum ada buktinya di tangan mereka, toh yang mereka pakai kan uang mereka sendiri.

Lagipula jika hanya seribu rupiah, semiskin-miskinya orang pasti dapat memenuhinya, apalagi cuma seminggu sekali. Trik inipun dapat dilakukan juga di seluruh wilayah indonesia tetapi mungkin sedikit lebih rumit dari jakarta. Nah...semua ini dapat berjalan dengan baik jika dilakukan oleh pemerintah yang cepat tanggap, pemilihan panitia yang baik yang tidak kenal dengan kata KORUPSI, serta peran masyarakat yang mendukung dan tidak kebanyakan protes dengan kebijakan ini. Marilah teman - teman semua, kita pasti bisa mewujudkan jakarta yang tidak dipandang sebelh mata lagi oleh masyarakat luar. Buktikan bahwa Indonesia juga bisa seperti negara - negara maju lainya........

Itulah ulasan panjang lebar dari postingan saya kali ini, jika ada yang punya ide lain, atau menemukan kekurangan dalam ide saya ini dan mempunyai solusinya, silakan beri tahu saya dengan komen atau e-mail ke alamat email saya : wahyux_kerenz@plasa.com
Semoga postingan saya ini bermanfaat bagi anda para pembaca.

O, iya, bagi yang tahu cara memberitahukan gagasan ini pada bang Foke (Fauzi Bowo) harap beritahu saya dengan cara yang sama.

Untuk semua yang saya tulis saya ingin mengucapkan terima kasih pada Ibu Quarti, guru seni musik saya di SMA N 98 Jakarta, karena sesungguhnya dia yang memberi saya inspirasi hingga saya bisa menyampaikan aspirasi saya pada blog ini, Terima kasih ibu....Terima kasih juga bagi para pembaca, tunggu postingan lain dari saya tentang Jakarta & indonesia yang lainya....

Wassalammualaikum Wr.Wb....

Pariwisata Indonesia

Selamat Datang di Pariwisata Provinsi DKI Jakarta

Jakarta sebagai ibukota negara dan pusat pemerintahan Indonesia dengan penduduk lebih dari 11 juta jiwa merupakan kota metropolitan dan sekaligus kota tujuan wisata yang penuh pesona.

Sebagai kota metropolitan, Jakarta memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dari yang sederhana hingga modern. Losmen-losmen murah sampai hotel berbintang yang mewah. Pusat-pusat perbelanjaan kaki lima hingga plaza megah dan nyaman. Aneka tempat hiburan seperti diskotek, klab malam, bar, restoran internasional sampai warung tenda, sungguh segalanya merupakan daya pikat tersendiri.

Sebagai daerah tujuan wisata, Jakarta banyak menyajikan atraksi dan obyek wisata menarik serta beraneka ragam; dari museum yang menampilkan koleksi peninggalan masa lalu, pergelaran kesenian daerah maupun kesenian mancanegara hingga taman rekreasi yang serba lengkap dan modern. Lebih dari itu, komposisi penduduk yang datang dari berbagai daerah di Nusantara dengan segala etnis dan budaya yang dibawanya membuat Jakarta laksana 'Jendela Budaya' bangsa Indonesia.

Berbagai obyek wisata dan rekreasi di Jakarta yang menarik untuk dikunjungi antara lain: Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum-museum, Monumen Nasional (Monas); Taman Marga Satwa Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah dan Teater Imax Keong Emas, Taman Ria Senayan, Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol dengan Sea World-nya serta masih banyak lagi

Selamat Datang di Pariwisata Provinsi Banten

Dari hasil audiensi antara Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan pariwisata dengan Pemerintah Provinsi Banten yang dilaksanakan di Gedung Negara, Selasa (27/02) terungkap bahwa dari hasil kajian/studi yang mendalam yang telah dilaksanakan oleh Ditjen Destinasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata ternyata Provinsi Banten berpotensi untuk mengembangkan Wisata Terpadu yang antara lain meliputi wisata Cagar Budaya, Wisata Air dan Wisata Taman Batu yaitu di Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak. Banten memiliki kekayaan sumber daya alam dan hayati yang sangat besar dan beragam, salah satunya adalah fosil kayu. Fosil kayu adalah batu yang berasal dari batang pohon yang tertimbun karena proses sedimentasi selama jutaan tahun di dalam tanah. Kawasan yang memiliki banyak timbunan fosil kayu ada di Sajira Kabupaten Lebak Banten.

Kekayaan sumber daya alam dan hayati di Banten belum dikembangkan secara optimal. Untuk membangkitkan budidaya fosil kayu dan memperluas peluang pasar maka perlu dibangkitkan sebuah kegiatan promosi yang tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar. Di sisi lain kemampuan pelaku usaha terutama penambang untuk melaksanakan promosi masih rendah, untuk itu diperlukan bantuan pemerintah dalam memfasilitasi kegiatan promosi.

Kegiatan wisata merupakan salah satu ajang usaha promosi. Namun pengembangan kawasan wisata memerlukan suatu studi yang mendukung terbangunnya kawasan tersebut. Hal inilah yang kemudian memunculkan dukungan dari Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata untuk melakukan kajian dan mengembangkan kegiatan wisata dan konservasi fosil kayu yang berlokasi di Desa Sajira Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

Hasil Kajian tersebut dipaparkan oleh Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata-Sambujo yang didampingi tim konsultan dari PT. Grahayasa Nusantara Estima yang dipimpin Myra Gunawan. Ikut mendampingi Gubernur Banten antara lain ASDA II-Hidayat Djohari, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata - H. Ranta Suharta, dan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi-Ir.Winarjono, CES.MM.

Menurut Dirjen, rencana pengembangan kawasan Wisata Taman Batu ini diawali dengan kajian serta berdasarkan permintaan dari pelaku rekreasi baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Pusat dalam hal ini Depatemen Kebudayaan dan Pariwisata akan memfasilitasi rencana pengembanan kawasan wisata ini antara pemerintah daerah (Banten) dengan investor.

Gubernur Banten pada prinsipnya menyambut baik rencana tersebut, yang penting menurutnya hal itu tidak bertabrakan dengan rencana pembangunan Waduk Karian yang sudah dijadwalkan yang lokasinya juga di wilayah yang sama.

Karena itu Gubernur Banten berharap segera adanya tindak lanjut dengan mengadakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan segera ditentukan tugas yang jelas antara Pusat, Daerah dan Pengembang itu sendiri.

Rencana pengembangan Taman Wisata Batu yang seluas 200 HA ini justru bisa dipadukan dengan rencana pembangunan Waduk Karian, untuk itu Gubernur Banten meminta kepada ASDA II Setda Provinsi Banten untuk dijadwalkan melakukan peninjauan langsung ke lapangan (roadshow) baik lokasi rencana Taman Batu maupun lokasi rencana pembuatan Waduk Karian.

Sementara itu Direktur PT. Grahayasa Nusantara Estima-Myra Gunawan selaku konsultan mengatakan rencana pengembangan wisata ini juga tidak terlepas dari keinginan memberdayakan masyarakat dan menggali PAD Non Pertanian.

Selamat Datang di Pariwisata Provinsi D.I. Yogyakarta

Dalam peta kepariwisataan nasional, potensi DIY menduduki peringkat kedua setelah Bali. Penilaian tersebut didasarkan pada beberapa faktor yang menjadi kekuatan pengembangan wisata di DIY. Pertama, berkenaan dengan keragaman obyek. Dengan berbagai predikatnya, DIY memiliki keragaman obyek wisata yang relatif menyeluruh baik dari segi fisik maupun non fisik, di samping kesiapan sarana penunjang wisata. Sebagai kota pendidikan, Yogyakarta relatif memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.

Disamping itu, terdapat tidak kurang dari 70.000 industri kerajinan tangan, dan sarana lain yang amat kondusif seperti fasilitas akomodasi dan transportasi yang amat beragam, aneka jasa boga, biro perjalanan umum, serta dukungan pramuwisata yang memadai, tim pengamanan wisata yang disebut sebagai Bhayangkara Wisata. Potensi ini masih ditambah lagi dengan letaknya yang bersebelahan dengan Propinsi Jawa Tengah, sehingga menambah keragaman obyek yang telah ada. Kedua, berkaitan dengan ragam spesifisitas obyek dengan karakter mantap dan unik seperti Kraton, Candi Prambanan, kerajinan perak di Kotagede. Spesifikasi obyek ini msih didukung oleh kombinasi obyek fisik dan obyek non fisik dalam paduan yang serasi. Kesemua faktor tersebut memperkuat daya saing DIY sebagai propinsi tujuan utama (primary destination) tidak saja bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Sebutan Prawirotaman dan Sosrowijayan sebagai 'kampung internasional' membuktikan kedekatan atmosfir Yogyakarta dengan 'selera eksotisme' wisatawan mancanegara.

Menurut penelitian Puslitbang Pariwisata pada tahun 1980, pariwisata Yogyakarta memiliki beberapa kekuatan daya tarik, seperti iklim yang baik, atraksi pemandangan yang beragam, budaya yang menarik dan sejarah, masyarakat yang ramah dan bersahabat, akomodasi khas, gaya hidup, harga yang pantas.
Ragam obyek wisata Yogyakarta seluruhnya terdiri atas 31 obyek wisata budaya dan 19 obyek wisata alam. Dilihat dari wilayah pencapaiannya, obyek wisata di atas semuanya terbagi dalam tujuh zona, yaitu :

Zona 1 Wilayah Sleman Utara di daerah lereng Gunung Merapi

Obyek Wisata Wisata alam dan pegunungan
Hutan wisata Kaliurang, bumi perkemahan, tempat pendakian
Bebeng, pemandian, taman rekreasi anak-anak
Zona 2 Wilayah Sleman bagian Timur dan Gunungkidul bagian Utara

Obyek Wisata Wisata peninggalan purbakala
Candi-candi (Hindu dan Budha); situs purbakala

Atraksi Sendratari ramayana
Zona 3 Wilayah (sebagian) Kabupaten Bantul dan (sebagian) Kabupaten Gunungkidul

Obyek Wisata Wisata pendidikan dan alam pantai
Hutan Wanagama, Hutan Rancang Kencono, Goa Ngglanggeran,
Pantai Baron-Kukup-Krakal, Pantai Wediombo
Zona 4 Wilayah (sebagian) Kabupaten Bantul

Obyek Wisata Wisata rekreasi dan budaya di pantai
Pantai Parangtritis, Goa Langse

Atraksi Upacara Adat Kraton Yogyakarta (insidental)
Zona 5 Wilayah Kabupaten Kulonprogo bagian Selatan dan (sebagian) Kabupaten Bantul

Obyek Wisata Wisata budaya, alam pantai, olahraga pantai
Pantai Congot, Pantai Glagah, Pantai Samas, Goa Selarong
Zona 6 Wilayah Kabupaten Kulonprogo bagian barat

Obyek Wisata Wisata ala, dan spritual
Goa Kiskendo, Sendangsono, Pegunungan Samigaluh,
Pegunungan Kalibawang
Zona 7 Wilayah Kotamadya Yogyakarta dan sekitarnya

Obyek Wisata Wisata budaya
Pantai Congot, Pantai Glagah, Pantai Samas, Goa Selarong

Secara lebih terperinci, obyek-obyek tersebut digolongkan dalam tiga kategori, (1) Obyek Wisata Alam, yang berupa obyek wisata pantai, pegunungan, dan goa, (2) Obyek Wisata Sejarah, yang berupa peninggalan sejarah kerajaan, petilasan, pemakaman, candi, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, Kraton Yogyakarta, Tamansari (Water Castle); Makam Imogiri (makam raja-raja Mataram); Candi Prambanan, Candi Kalasan, Petilasan Ratu Boko, dan lain-lain, (3) Obyek Wisata Budaya, yaitu berupa obyek budaya publik yang sampai kini masih terpelihara, baik yang berujud kesenian maupun adat istiadat, seperti Sendratari Ramayana, Wayang Kulit, Wayang Golek, Sekaten, Grebeg Maulud, Grebeg Syawal, Grebeg Besar, dan Labuhan.
Di samping itu ada beberapa potensi obyek wisata yang masih dalam pengembangan yang tersebar di setiap Dati II, yaitu :
  1. Obyek Wisata Alam
    • Kabupaten Bantul
      Goa Selarong, Pantai Pandansimo, Pantai Pandanpayung, Pantai Samas, Gunung Pasirlanang, Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo, Pantai Parangwedang.
    • Kabupaten Kulonprogo
      Goa Kiskendo, Pegunungan Samigaluh, Gunung Gajah, Sendangsono, Pantai Congot, Pantai Pasir Mendit, Pantai Dukuh Bayeman, Pantai Palihan, Pantai Glagah, Pantai Dukuh Trukan, Pantai Pandan Segegek
    • Kabupaten Gunungkidul
      Goa Girijati, Goa Langse, Goa Grengseng, Goa Ngluaran, Goa Parang Kencono, Pemandangan Ereng, Gunung Batur, Gunung Gambar, Lokasi Olahraga Layang Gantung (bukit Kecamatan Pathuk dan Kecamatan Panggang); Hutan pendidikan Wabagama, Hutan Bunder, Pantai Langkap, Pantai Butuh, pantai Baron, Pantai Slili, Pantai Krakal, Pantai Sungap, Pantai Wediombo, Pantai Sadeng, Pantai Ngongap
    • Kabupaten Sleman
      Lereng Gunung Merapi

  2. Obyek Wisata Buatan
    • Kotamadya Yogyakarta
      Benteng Vrederburg, peninggalan-peninggalan kraton seperti Panggung Krapyak, Kraton Pakualaman, Makam Kotagede
    • Kabupaten Bantul
      Makam Imogiri
    • Kabupaten Gunungkidul
      Situs Sokoliman, Situs Mangunan, Situs Beji, Situs Ngluweng, Candirejo, Candi Risan
    • Kabupaten Sleman
      Candi Gebang, Candi Sambisari, Candi Banyunibo, Petilasan Ratu Boko, Candisari Sokogedhug, Candi Ijo, Candi Prambanan, Candi Kalasan

  3. Kesenian dan Tradisi
    • Kotamadya Yogyakarta
      Wayang kulit, wayang golek, wayang klitik, wayang wong, kesenian tari, tari klasik, tari modern, seni Tayub, Ketoprak, Serandul, upacara siraman pusaka kraton, upacara Sekaten, kuda lumping
    • Kabupaten Bantul
      Obyek wisata kesenian dan tradisi
      Jathilan, Gejok Lesung, Kethoprak, upacara Rebo Wekasan, upacara Kupatan Jolosutro, upacara labuhan
    • Kabupaten Kulonprogo
      Upacara adat Labuhan (oleh keluarga Pakualaman)
    • Kabupaten Gunungkidul
      Jathilan, Gejog Lesung, Reyok, Kethoprak, Upacara Rebo Wekasan, upacara Kupaten Jolosutro, upacara Labuhan, upacara Bersih Telaga
    • Kabupaten Sleman
      Kesenian Angguk, Jathilan, Badui, Wayang Kulit

  4. Peninggalan Sejarah Perjuangan dan Monumen
    Petilasan Sunan Kalijogo, Petilasan Ki Ageng Pemanahan, Monumen Gelaran, Monumen Stasiun Radio AURI, Rute Gerilya Jendral Sudirman, Makam Nyi Ageng Serang, Makam Girigondo, Monumen Yogya Kembali.

  5. Museum
    Museum Sonobudoyo, Museum Pangeran Diponegoro Wirotomo, Museum Angkatan Darat, Museum Perjuangan, Museum Biologi UGM, Museum Khusus Dirgantara, Museum Dewantoro Kirti Griya, Museum Affandi, Museum Kraton, Benteng Vrederburg.

Selamat datang di Pariwisata Provinsi Jawa Barat

Sektor pariwisata juga merupakan salah satu sektor yang potensial untuk dikembangkan di Jawa Barat. Daerah ini memiliki obyek wisata yang beragam baik wisata alam, budaya maupun sejarah. Wisata alam antara lain kawasan Puncak, Salabintana, Lembang, Tangkuban Perahu, Gunung Papandayan, Kebun Raya Bogor, Taman Hutan Juanda di Bandung, Taman Nasional Gunung Gede dan Pangrango, Taman Nasional Ujung Kulon, pantai Pelabuhan Ratu di Sukabumi, Pantai Pangandaran di Ciamis, dan Carita di Anyer. Wisata budaya antara lain Candi Cangkuang di Leles, Garut, Perkampungan Baduy dan Sisingaan Tasikmalaya, serta wisata sejarah seperti keraton Kasepuan Cirebon, Banten Lama di kampung Naga Serang, peninggalan sejarah zaman batu (Megalitikum) di Cipari, Kuningan, dan peneropongan bintang Boscha di Bandung. Jumlah hotel dan penginapan tahun 1997 adalah 1.262 hotel, dengan kapasitas kamar 37.094 buah. Di luar tempat wisata yang disebutkan itu, masih banyak obyek wisata lainnya di Jawa Barat.

Selamat datang di Pariwisata Provinsi Jawa Timur

Dalam era global seperti sekarang ini, pariwisata merupakan sektor yang sangat menjanjikan jika dikembangkan dan dikelola secara baik dan profesional. Apalagi Jawa Timur punya obyek wisata alam, budaya, dan sejarah. Wisata alam yang ada di Jawa Timur antara lain Telaga Sarangan, Tretes, Taman Nasional Gunung Bromo, Tengger, Gunung Ketanggungan di Arjuna, Gunung Semeru, Alas Purwo dan Baturetno di Malang, Pantai Pasir Putih di Situbondo, Pantai Popoh, Pantai Pacitan, Pantai Ngliyep, dan wisata bahari di beberapa daerah Jawa Timur.

Wisata budayanya antara lain Candi Panataran, Candi Jawi, Candi Jago dan Candi Singosari di Malang, Karapan Sapi di Madura, upacara labuhan di sepanjang Pantai Laut Selatan, kesenian tradisional reog Ponorogo, dan ludruk. Wisata sejarahnya antara lain makam para wali seperti Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Mojoagung, Sunan Drajat, makam Bung Karno, Trowulan yang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit, dan Museum Empu Tantular.

Selain itu, jumlah penduduk yang besar dan tingkat pendidikan yang relatif baik merupakan sumber daya manusia yang potensial untuk dikembangkan dan ditingkatkan produktivitasnya melalui berbagai program pelatihan tenaga kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan. Masalah SDM dalam kaitannya dengan otonomi daerah menjadi sangat penting karena SDM yang kreatif dan punya etos kerja tinggi akan dapat menghasilkan nilai tambah yang tinggi bagi suatu daerah.

Sebaliknya, jika suatu daerah dinyatakan kaya sumber daya alamnya tetapi sangat rendah kualitas SDM-nya, masyarakat di daerah itu belum tentu sejahtera. Perpaduan antara kreativitas manusia dan sumber daya alam yang memadai akan dapat mewujudkan kesejahteraan manusia.


Selamat Datang di Pariwisata Provinsi Jawa Tengah

Sektor pariwisata juga merupakan salah satu sektor andalan Propinsi Jawa Tengah. Daerah ini memiliki obyek wisata yang beragam, baik wisata alam, budaya, maupun sejarah. Wisata alam terdapat di Tawangmangu, Baturaden, Dieng, Kopeng, Teluk Penyu di Cilacap, Pantai Kartini di Jepara, Pantai Widuri di Pemalang, Gua Petruk, Gua Lawa, Gua Jatijajar, sarang burung walet di Kebumen dan Nusa Kambangan. Wisata budaya di Jateng antara lain adalah Candi Borobudur (termasuk satu di antara 10 keajaiban dunia); Candi Prambanan, Candi Gedong Songo, dan Candi Sukuh. Sementara itu, wisata sejarah meliputi mu¬seum Sangiran di Surakarta, museum Mangkunegaran di Surakarta, Keraton Surakarta, makam Sunan Kalijaga di Kadilangu, Demak, makam Sunan Muria, Masjid Demak peninggalan para Wali pada abad ke16 dan museum Kartini. Itulah beberapa obyek wisaca di Jawa Tengah, yang sampai sekarang masih ramai dikunjungi para pelancong baik dari dalam maupun luar negeri. Semua obyek wisata itu masih bisa dikembangkan secara lebih optimal, manakala ada investor yang mau menanamkan modal di sektor pariwisata ini. Peran pemerintah pusat dan daerah sangat mem-bantu pengembangan potensi pariwisata di Jawa Tengah ini.

Lokasi daerah Jawa Tengah cukup strategis karena terletak di tengah-tengah pusat kegiatan ekonomi di Pulau Jawa, yaitu antara pusat pengembangan kawasan barat, seperti Jakarta-Bogor-Tangerang serta Bekasi dan kawasan timur, yang meliputi Gresik-Bangkalan-Mojokerta-Surabaya-Sidoardjo-Lamongan (Gerbang-kertasusila); serta rencana pembangunan jalan tol di Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar). Ditambah, adanya jalur pelayaran baik nasional maupun internasional di pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Semua itu memungkinkan Jawa Tengah memperluas jaringan pemasaran dan perdagangan antar kota, antar pulau dan perdagangan internasional.


Selamat Datang di Pariwisata Provinsi Bali

Pariwisata di daerah Bali merupakan sektor paling maju dan berkembang, tetapi masih berpeluang untuk dikembangkan lebih modern lagi. Daerah ini memiliki obyek wisata yang beragam, baik wisata alam, wisata sejarah maupun wisata budaya. Wisata alam, misalnya meliputi 47 obyek wisata, seperti panorama di Kintamani, Pantai Kuta, Legian, Sanur, Tanah Lot, Nusa Panida, Nusa Dua, Karang Asem, Danau Batur, Danau Bedugul, Cagar Alam Sangieh, Taman Nasional Bali Barat,dan Taman Laut Pulau Menjangan.

Wisata budaya meliputi 83 obyek wisata, seperti misalnya wisata seni di Ubud, situs keramat Tanah Lot, upacara Barong di Jimbaran dan berbagai tempat seni dan galeri yang sekarang banyak bermunculan di beberapa tempat di Pulau Bali. Obyek wisata budaya ini sangat berkembang pesat, apalagi banyak karya seni yang dihasilkan oleh pelukis dan pematung dari Bali. Harga lukisan dan patung buatan Bali, harganya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Bahkan, ada beberapa pelukis bule yang sudah lama menetap di Bali, seperti Mario Blanko, Arie Smith, Rudolf Bonner dan sebagainya.

Begitu pula dengan wisata sejarah, dapat dilihat berbagai peninggalan sejarah beberapa kerajaan seperti Karangasem, Klungkung, dan Buleleng. Potensi obyek wisata di Bali yang telah menyumbang devisa negara dan pendapatan asli daerah Bali, sebenarnya masih potensial untukdikembangkan lebih maju lagi. Kota Denpasar yang strategis dan memiliki fasilitas cukup baik dalam hal jasa perdagangan, serta punya bandar udara internasional, harus dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti pelayanan pariwisata dan perdagangan internasional.

Data wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali pada 1997, menurut BPS, mencapai 1.230.316 orang. Pada 1998, jumlah wisatawan asing agak menurun, yakni hanya 1.187.153 orang atau turun 3,51% dibandingkan 1997. sedangkan jumlah wisatawan domestik pada 1998 diperkirakan mencapai 300.000 orang. Para wisatawan itu berasal dari beberapa negara, seperti Amerika Serikat , Kanada, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Australia, Inggris, Jerman, Perancis, Thailand, dan sebagainya. Jumlah hotel di seluruh Bali sampai 1998 ada sekitar 90 unti, dengan kapasitas kamar sebanyak 14.626 buah. Selain keindahan panoramanya, daya tarik pariwisata Bali antara lain juga dipengaruhi oleh kekhasan kesenian dan kebudayaannya, termasuk ritual agama Hindhu yang dianut mayoritas orang Bali, serta keramahan masyarakat di sana.

Sejak pertengahan 1980-an, di Bali mulai berkembang wisata jurang dan lembanh sungai. Salah seorang perintis wisata jurang ini adalah I Wayan Munut, yang membeli tanah di tepi jurang, untuk selanjutnya dibangun sebuah bungalow. Kemudian hal ini menjadi ngetrend di Bali hingga sekarang ini. Harga tanah yang pada awal 1980 di daerah lembah atau jurang ini hanya Rp 125.000-175.000 per are. Kini harga tanah jurang sudah mencapai ratusan juta rupiah per are. Ternyata banyak wisatawan mancanegara yang gemar (menggemari) wisata jurang, lembah, dan sungai ini.

Tempat hunian yang sekarang digemari wisatawan asing di Bali adalah Hotel yang dibangun di lereng-lereng tebing atau jurang, yang memberikan suasana magis bagi para penghuninya. Kalau pada 1970 hingga 1980-an, hotel tau losmen di tepi pantai yang mereka gemari, sekarang sudah berubah. Banyak wisman lebih senang menyepi atau menikmati wisata spiritual. Karena indahnya berbagai obyek pariwisata di Bali itu, citra (image) Bali lebih terkenal daripada Indonesia, di mata orang asing. Dan ini artinya dollar masih terus mengalir ke Pulau Dewata.

Selamat Datang di Pariwisata Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Dalam sektor pariwisata, Daerah Istimewa Aceh memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat dikembangkan lebih baik, terutama wisata alam, wisata bahari, dan wisata sejarah. Aceh dikenal sebagai pusat penyebaran agama Islam pertama di Indonesia, di mana pada abad 15-16 SM berdiri kerajaan Pasai dan Periak. Daya tarik obyek wisata lainnya adalah Taman Wisata Gunung Leuser yang memiliki banyak sungai arus deras, yang menarik bagi wisatawan asing dan domestik. Begitu pula kekayaan budaya berupa adat istiadat dan kesenian tradisonal, tari-tarian dan sebagainya akan menambah minat para wisatawan mancanegara dan domestik untuk berkunjung ke sana. Jika dikelola dengan baik, potensi pariwisata tersebut akan menambah penghasilan masyarakat Aceh yang bekerja di sektor pariwisata.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Aceh sangat membutuhkan investasi besar. Tetapi kemampuan investasi pemerintah terbatas. Untuk itu diperlukan investasi masyarakat, termasuk dunia usaha, baik dari dalam maupun luar negeri. Kini tantangan yang dihadapi oleh Pemda Aceh baik di Propinsi maupun Kabupaten/Kota adalah bagaimana menciptakan iklim usaha yang menarik minat investor dari dalam serta luar negeri dan dunia usaha lainnya. Tindakan yang perlu dilakukan antara lain adalah mengembangkan kawasan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi daerah yang dapat menampung kegiatan ekonomi dan membuka pusat layanan informasi bisnis.

Selain potensi sumber daya alamnya, lokasi daerah Aceh termasuk cukup strategis, karena letaknya berdekatan dengan Malaysia dan Thailand dan daerah ini memiliki pelabuhan bebas Sabang yang sudah diresmikan oleh Presiden Gus Dur pada akhir Januari ta-hun 2000. Thailand dan Malaysia telah membangun kerjasama dengan Indonesia dalam pengembangan re¬gional yang dikenal sebagai Indonesia-Malaysia-Thai¬land Growth Triangle (IMT-GT). Kerjasama itu diharapkan akan mendorong dan memperluas kerjasama bidang industri, pariwisata, pertanian, dan perdagangan antarpropinsi di tiga negara tersebut.

Selamat Datang di Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan

Pariwisata di daerah Sumatra Selatan cukup potensial untuk dikembangkan. Daerah ini memiliki obyek wisata yang beraneka ragam, baik wisata alam, sejarah maupun budaya. Sumsel memiliki obyek wisata berupa gunung-gunung dengan flora dan fauna yang beragam, seperti Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS); sungai, danau, garis pantai yang sangat panjang, dan aneka ragam tradisi serta budaya yang unik dan menarik.

Wisata alamnya adalah Danau Ranau Kabupaten Ogan Komering Ulu, Musi Rawas, dan Musi Banyuasin. Panorama pantainya antara lain pantai Parai Tenggini, pantai Matras di Pulau Bangka, dan pantai Pasir Padi di Pulau Belitung. Panorama air terjun terdapat di Kabupaten Muara Enim dan Lahat. Wisata budayanya meliputi Bukit Serelo, Gunung Dempo, Rumah Limas, pemukiman suku terasing Anak Dalam dan Kubu. Wisata sejarahnya antara lain situs Sri Wijaya berupa batu purbakala, patung kuno, dan museum di Palembang, kompleks Pemakaman di Bukit Siguntang serta Benteng Kuto Besak.


Selamat Datang di Pariwisata Provinsi Bangka Belitung


Selamat Datang di Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur

Pariwisata di Kaltim mempunyai prospek yang baik dan masih dapat dikembangkan secara lebih optimal. Daerah ini memiliki obyek wisata yang beragam, baik wisata alam, agrowisata, maupun wisata budaya. Wisata alam di daerah ini antara lain berupa keindahan laut dan pegunungan yang terbentang luas, sungai-sungai, wisata hutan tropis yang lebat, dengan keanekaragaman jenis flaora dan fauna liar, seperti yang terdapat di kawasan Taman Nasional Kutai.

Wisata budaya di Kaltim meliputi peninggalan sejarah dan keanekaragaman tradisi, kesenian lokal/ setempat yang spesifik serta menarik. Kesemuanya masih ditunjang oleh pengembangan sektor jasa (yang dapat mendukung kegiatan pariwisata); sektor pertambangan, industri, dan kehutanan yang cukup potensial di daerah Kaltim.

Dengan potensi wisata seperti itu, sektor pariwisata di Kaltim tergolong primadona dalam menghasilkan devisa negara. Selain itu, sektor ini diharapkan menjadi salah satu sektor yang dapat menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya, di saat krisis ekonomi yang tak kunjung selesai ini. Melalui model padat karya, tentu sektor pariwisata akan ikut mendorong tumbuhnya perekonomian nasional dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Persyaratan utama yang dibutuhkan adalah keamanan dan ketenangan politik. Kedua hal itu sangat diharapkan oleh para wisatawan asing yang akan berkunjung ke Indonesia, khususnya Kaltim.

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang ber kunjung ke Kaltim pada 1997 dan 1998 adalah 42.817 orangdan 19.590 orang, sementara wisatawan domestik 1.345.650 orang dan 788.686 orang. Dengan demikian, jumlah total wisatawan pada 1997 dan 1998 adalah 1.388.467 orang dan 808.276 orang. Jumlahnya menurun drastis karena faktor keamanan yang kurang kondusif serta kerusuhan yang sedang marak di tanah air, terutama kerusuhan medio Mei 1998 di Jakarta, Solo, Medan, dan Surabaya. Ternyata, secara signifikan faktor ini sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan asing maupun domestik ke Kaltim. Nasib yang sama juga menimpa daerah lain.

Melihat keseluruhan data tersebut, dapat dikatakan bahwa perkembangan ekonomi regional, khususnya di Kaltim, dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk memperluas jaringan pemasaran dan perdagangan internasional, mengingat letak geografis Kaltim yang strategis dan berbatasan dengan Malaysia Timur (Sabah dan Serawak). Potensi tersebut sangat memudahkan hubungan dagang dan bisnis lainnya dengan Brunei Darussalam, Malaysia, serta daerah lain melalui transportasi udara, darat, dan laut, termasuk jalur pelayaran internasional yang melalui Selat Makasar. Potensi kerjasama itu didasarkan pada pemanfaatan dan pengem¬bangan keunggulan komparatif, terutama potensi sumber daya alam yang dimiliki daerah Kalimantan Timur.

Selamat Datang di Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara

Pariwisata di Sulawesi Tenggara merupakan salah satu sektor yang masih berpeluang untuk dikembangkan lebih baik lagi. Potensi wisata alam, wisata bahari, agrowisata, dan wisata budaya masih dapat dikembangkan lebih optimal dengan memanfaatkan kekayaan pemandangan alam di Propinsi Sulawesi Tenggara. Kondisi alam di Sultra bergunung-bukit, dan bergaris pantai yang panjang, dengan pulau-pulau serta tanaman lautnya yang tersebar di wilayah propinsi ini. Ditambah latar belakang sejarah dan keanekaragaman seni budaya serta tradisi setempat yang unik dan menarik, semuanya akan menarik para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Persoalannya, diperlukan pembenahan dan pemikiran kreatif untuk mewujudkan harapan tersebut, terutama pembenahan sarana dan prasarana yang masih dirasakan minim, seperti transportasi, penginapan, penjualan souvenir, dan sebagainya.

Untuk memajukan potensi pariwisata di Sulawesi Tenggara, perlu digalang kerjasama dengan biro perjalanan dan jasa layanan lain, yang dapat memudahkan serta memacu perkembangan sektor pariwisata di propinsi ini.

Selamat Datang di Pariwisata Provinsi Maluku

Arus wisatawan yang datang ke Maluku mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari jumlah wisatawan yang datang mencapai 1.984 orang, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya hanya 1.235 orang atau meningkat sebanyak 60,65 persen.

Jumlah hotel pada tahun 2004 sebanyak 107 hotel yang terdiri dari hotel bintang sebanyak 16 buah dan hotel melati 91 hotel. Hotel berbintang mengalami kenaikan dari 13 hotel tahun 2003 menjadi 16 hotel tahun 2004 atau naik sebesar 23,08 persen pada tahun 2004. Tingkat hunian hotel tahun 2004 berbintang mencapai 33,66 persen dan non bintang
mencapai 19,48 persen.


Selamat Datang di Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat

Kota Mataram merupakan ibukota Propinsi Nusa Tenggara Barat, sekaligus ibukota Pemerintah Kota Mataram yang terdiri dari tiga kecamatan, yaitu kecamatan Ampenan, kecamatan Mataram dan kecamatan Cakranegara, serta memiliki 23 kelurahan dengan luas wilayah 6,130 ha, jumlah penduduk 303,441 jiwa (berdasarkan sensus penduduk tahun 1999).
Sarana transportsi yang tersedia di kota Mataram berupa transportasi darat, Laut dan udara. Berkeliling kota dapat di lakukan dengan menggunakan berbagai macam kendaraan misalnya : kendaraan umum ataupun kendaraan tradisional. Kendaraan umum seperti bemo di gunakan untuk berkeliling kota sedangkan kendaraan tradisional yang di sebut cidomo digunakan untuk perjalanan jarak dekat. Para Wisatawan yang akan mengunjungi kota Martaram dapat dilakukan dengan transportasi laut melalui Pelabuhan Lembar yang terletak di Kabupaten Lombok Barat sebelah Barat Laut Kota Mataram. Pelabuhan Lembar menghubungkan Pulau Bali dan Lombok. Para Wisatawan yang mengunjungi Mataram dapat mempergunakan Ferry biasa yang melakukan penyebrangan satu kali sehari. Untuk mencapai Kota Mataram dapat menggunakan Transportasi Umum yang tersedia di Terminal Mandalika Bertais. Kota Mataram memiliki pelabuhan udara yaitu : Bandara Selaparang , yang mampu didarati oleh pesawat - pesawat besar seperti : Fokker 28 dan Boing 737 . Penerbagan dalam negeri dilayani oleh berbagai persuhaan penerbangan seperti Garuda Indonesia Airwys, Merpati Nusantara Lion Air, dan GT Air.


Kabupaten Lombok Tengah.

Lombok Tengah merupakan salah satu daerah tujuan wisata di propinsi NTB. Terletak di lokasi yang mudah terjangkau, hanya 30 km dari bandara Selaparang Mataram.
Deretan pantai-pantainya yang berpasir putih sangat eksotis dan menghadap langsung ke samudra Hindia. Jumlah wisatawan yang berkunjung, baik wisatawan manca negara maupun domestik terus meningkat. Beberapa lokasi untuk bercselancar masih terlalu perawan untuk dilewatkan oleh para peselancar mania, selain privasi yang maksimal si sepinya pantai selatan.
keseharian yang masih menjaga tradisi leluhur di dusun Sade dan Tansang-Angsang, dua desa cagar budaya menggambarkan bagaiman etnik Sasak menjalani kehidupan pada masa-masa awal peradabannya. Tenun tradisional di Sukarare, kerajinan gerabah di Penujak, barang-barang antik terbuat dari Ketak dan rotan di desa Beleka, semuanya sangat mendukung perkembangan pariwisata di daerah ini. Dan tentu saja upacara-upacara tradisional yang unik dan tidak sedikit yang masih menebarkan daya magis masih dipraktikan oleh etnik pewaris pulau Lombok ini.
Seluruh lokasi wisata di Lombok Tengah dapat di jangkau dengan transportasi darat.

Selamat Datang di Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur

Pariwisata, yang merupakan salah satu sektor potensial bagi penerimaan PAD di Nusa Tenggara Timur (NTT); INSERT INTO `ind_content` (`id`, `title`, `title_alias`, `introtext`, `fulltext`, `state`, `sectionid`, `mask`, `catid`, `created`, `created_by`, `created_by_alias`, `modified`, `modified_by`, `checked_out`, `checked_out_time`, `publish_up`, `publish_down`, `images`, `urls`, `attribs`, `version`, `parentid`, `ordering`, `metakey`, `metadesc`, `access`, `hits`) VALUES sangat mungkin dikembangkan lebih optimal lagi. Daerah NTT mempunyai obyek pariwisata yang beragam, baik wisata alam dengan kondisi alamnya yang bergunung-gunung berikut bentuk pantainya yang memanjang, wisata bahari, agrowisata, maupun wisata budaya, termasuk wisata sejarah yang banyak dimiliki oleh daerah di NTT. Penambah keanekaragaman kekayaan obyek wisata di daerah NTT terus dilakukan tentunya dengan sarana pendukung lainnya.


Saya hanya menuliskan beberapa provinsi di setiap pulau. Sebenarnya masih banyak provinsi lain di setiap pulaunya yang ingin saya ulas tetapi saya menyarankan untuk lebih lengkapnya anda mengunjungi website di bawah ini

www.indonesia.go.id

Masalah di Jakarta

Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia menurut orang asing

diambil dari sebuah posting situs kaskus sumber dari blog Andre Vitchek , dan semoga menjadi bahan perenungan kita semua.

Today, high-rises dot the skyline, hundreds of thousands of vehicles belch fumes on congested traffic arteries and super-malls have become the cultural centers of gravity in Jakarta, the fourth largest city in the world. In between towering super-structures, humble kampongs house the majority of the city dwellers, who often have no access to basic sanitation, running water or waste management.

Pada saat ini, gedung pencakar langit, jalanan macet dipadati oleh ratusan ribu kendaraan, dan mal-mal raksasa telah menjadi pusat kebudayaan Jakarta , yang notabene merupakan kota terbesar ke-4 di dunia. Terjepit diantara gedung tinggi, terhampar perkampungan dimana bermukim sebagian besar penduduk Jakarta yang tidak memiliki akses sanitasi dasar, air bersih atau pengelolaan limbah.

While almost all major capitals in the Southeast Asian region are investing heavily in public transportation, parks, playgrounds, sidewalks and cultural institutions like museums, concert halls and convention centers, Jakarta remains brutally and determinately ‘pro-market’ profit-driven and openly indifferent to the plight of a majority of its citizens who are poor. Disaat hampir semua kota-kota utama lain di Asia Tenggara menginvestasikan dana besar-besaran untuk transportasi publik, taman kota, taman bermain, trotoar besar, dan lembaga kebudayaan seperti museum, gedung konser, dan pusat pameran, Jakarta tumbuh secara BRUTAL dengan berpihak hanya pada PEMILIK MODAL dan TIDAK PEDULI akan nasib mayoritas penduduknya yang MISKIN.

Most Jakartans have never left Indonesia, so they cannot compare their capital with Kuala Lumpur or Singapore; with Hanoi or Bangkok. Comparative statistics and reports hardly make it into the local media. Despite the fact that the Indonesian capital is for many foreign visitors a ‘hell on earth,’ the local media describes Jakarta as “modern,” “cosmopolitan,” and “a sprawling metropolis.”

Kebanyakan penduduk Jakarta belum pernah pergi ke luar negeri, sehingga mereka tidak dapat membandingkan kota Jakarta dengan Kuala Lumpur atau Singapura, Hanoi atau Bangkok. Liputan dan statistik pembanding juga jarang ditampilkan oleh media massa setempat. Meskipun bagi para wisatawan asing Jakarta merupakan NERAKA DUNIA, media massa setempat menggambarkan Jakarta sebagai kota “modern”, “kosmopolitan”, dan “metropolis”.

Newcomers are often puzzled by Jakarta’s lack of public amenities. Bangkok, not exactly known as a user-friendly city, still has several beautiful parks. Even cash-strapped Port Moresby, capital of Papua New Guinea, boasts wide promenades, playgrounds, long stretches of beach and sea walks. Singapore and Kuala Lumpur compete with each other in building wide sidewalks, green areas as well as cultural establishments. Manila, another city without a glowing reputation for its public amenities, has succeeded in constructing an impressive sea promenade dotted with countless cafes and entertainment venues while preserving its World Heritage Site at In tramuros. Hanoi repaved its wide sidewalks and turned a park around Huan-Kiem Lake into an open-air sculpture museum.

Para pendatang/wisatawan seringkali terheran-heran dengan kondisi Jakarta yang tidak memiliki taman rekreasi publik. Bangkok, yang tidak dikenal sebagai kota yang ramah publik, masih memiliki beberapa taman yang menawan. Bahkan, Port Moresby, ibukota Papua Nugini, yang miskin, terkenal akan taman bermain yang besar, pantai dan jalan setapak di pinggir laut yang indah.

But in Jakarta, there is a fee for everything. Many green spaces have been converted to golf courses for the exclusive use of the rich. The approximately one square kilometer of Monas seems to be the only real public area in a city of more than 10 million. Despite being a maritime city, Jakarta has been separated from the sea, with the only focal point being Ancol, with a tiny, mostly decrepit walkway along the dirty beach dotted with private businesses.

Di Jakarta kita perlu biaya untuk segala sesuatu. Banyak lahan hijau diubah menjadi lapangan golf demi kepentingan orang kaya. Kawasan Monas seluas kurang lebih 1 km persegi bisa jadi merupakan satu-satunya kawasan publik di kota berpenduduk lebih dari 10 juta ini. Meskipun menyandang predikat kota maritim, Jakarta telah terpisah dari laut dengan Ancol menjadi satu-satunya lokasi rekreasi yang sebenarnya hanya berupa pantai kotor.

Even to take a walk in Ancol, a family of four has to spend approximately $4.50 (40,000 Indonesian Rupiahs) in entrance fees, something unthinkable anywhere else in the world. The few tiny public parks which survived privatization are in desperate condition and mostly unsafe to use.

Bahkan kalau mau jalan-jalan ke Ancol, satu keluarga dengan 4 orang anggota keluarga harus mengeluarkan uang Rp 40.000 untuk tiket masuk, satu hal yang tak masuk akal di belahan lain dunia. Beberapa taman publik kecil kondisinya menyedihkan dan tidak aman.

There are no sidewalks in the entire city, if one applies international standards to the word “sidewalk.” Almost anywhere in the world (with the striking exception of some cities in the United State, like Houston and Los Angeles) the cities themselves belong to pedestrians. Cars are increasingly discouraged from travelling in the city centres. Wide sidewalks are understood to be the most ecological, healthy and efficient forms of short-distance public transportation in areas with high concentrations of people.

Sama sekali tidak ditemui tempat pejalan kaki di seluruh penjuru kota (tempat pejalan kaki yang dimaksud adalah sesuai dengan standar “internasional”). Nyaris seluruh kota-kota di dunia (kecuali beberapa kota di AS, seperti Houston dan LA) ramah terhadap pejalan kaki. Mobil seringkali tidak diperkenankan berkeliaran di pusat kota . Trotoar yang lebar merupakan sarana tr ansportasi publik jarak pendek yang paling efisien, sehat, dan ramah lingkungan di daerah yang padat penduduk.

In Jakarta, there are hardly any benches for people to sit and relax, and no free drinking water fountains or public toilets. It is these small, but important, ‘details’ that are symbols of urban life anywhere else in the world.

Di Jakarta, nyaris tidak dijumpai bangku untuk duduk dan rileks, tidak ada keran air minum gratis atau toilet umum. Ini memang remeh, tapi sangat penting, merupakan suatu detil yang menjadi simbol kehidupan perkotaan di bagian lain dunia.

Most world cities, including those in the region, want to be visited and remembered for their culture. Singapore is managing to change its ’shop-till-you- drop’ image to that of the centre of Southeast Asian arts. The monumental Esplanade Theatre has reshaped the skyline, offering first-rate international concerts in classical music, opera, ballet, and also featuring performances from some of the leading contemporary artists from the region. Many performances are subsidized and are either free or cheap, relative to the high incomes in the city-state.

Sebagian besar kota-kota dunia, ingin dikunjungi dan dikenang akan kebudayaannya. Singapura sedang berupaya mengubah ci tr a kota belanjanya menjadi jantung kesenian Asia Tenggara. Esplanade Thea tr e yang monumental telah mengubah wajah kota Singapura, dimana ia menawarkan konser musik klasik, balet, dan opera internasional kelas satu, disamping pertunjukan artis kontemporer kawasan. Banyak pertunjukan yang disubsidi dan seringkali gratis atau murah, bila dibandingkan dengan pendapatan warga kota yang relatif tinggi.

Kuala Lumpur spent $100 million on its philharmonic concert hall, which is located right under the Petronas Towers, among the tallest buildings in the world. This impressive and prestigious concert hall hosts local orches tr a companies as well top internationalperfor mers. The city is currently spending further millions to refurbish its museums and galleries, from the National Museum to the National Art Gallery.

Kuala Lumpur menghabiskan $100 juta untuk membangun balai konser philharmonic yang terletak persis dibawah Petronas Tower, salah satu gedung tertinggi di dunia. Balai konser prestisius dan impresif ini mempertunjukkan grup orkes tr a lokal dan internasional. Kuala Lumpur juga sedang menginvestasikan beberapa juta dolar untuk memugar museum dan galeri, dari Museum Nasional hingga Galeri Seni Nasional.

Hanoi is proud of its culture and arts, which are promoted as its major at tr action millions of visitors flock into the city to visit countless galleries stocked with canvases, which can be easily described as some of the best in Southeast Asia. Its beautifully restored Opera House regularly offers Western and Asian music treats.

Hanoi bangga akan budaya dan seninya, yang dipromosikan guna menarik jutaan turis untuk mengunjungi galeri-galeri lukisan yang tak terhitung jumlahnya, dimana lukisan tersebut merupakan salah satu yang terbaik di Asia Tenggara. Gedung Operanya yang dipugar secara reguler mempertunjukkan pagelaran musik Asia dan Barat.

Bangkok’s colossal temples and palaces coexist with ex tr emely cosmopolitan fare international theater and film festivals, countless performances, jazz clubs with local and foreign artists on the bill, as well as authentic culinary delights from all corners of the world. When it comes to music, live performances and nightlife, there is no city in Southeast Asia as vibrant as Manila .

Candi-candi dan istana kolosal di Bangkok eksis berdampingan dengan teater dan festival film internasional, klub jazz yang tak terhitung jumlahnya, dan juga pilihan kuliner otentik dari segala penjuru dunia. Kalau bicara musik dan kehidupan malam, tak ada kota di Asia Tenggara yang semeriah Manila.

Now back to Jakarta. Those who have ever visited the city’s ‘public libraries’ or National Archives building will know the difference. No wonder; in Indonesia education, culture and arts are not considered to be ‘profitable’ (with the exception of pop music), and are therefore made absolutely irrelevant. The country spends the third lowest amount in the world on education (according to The Economist, only 1.2 percent of its GDP) after Equatorial Guinea and Ecuador (there the situation is now rapidly improving with the new progressive government).

Nah, sekarang balik ke Jakarta. Siapapun yang pernah berkunjung ke “perpustakaan umum” atau gedung Arsip Nasional pasti tahu bedanya. Tak heran, dalam pendidikan Indonesia, budaya dan seni tidak dianggap “menguntungkan” (kecuali musik pop), sehingga menjadi tidak relevan. Indonesia merupakan negara dengan ANGGARAN PENDIDIKAN TERENDAH nomor 3 di dunia – Masya Alloh! (pent.) – (menurut The Economist, hanya 1,2% dari PDB) setelah Guyana Khatulistiwa dan Ekuador (di kedua negara tersebut keadaan sekarang berkembang cepat berkat pemerintahan baru yang progresif)

Museums in Jakarta are in appalling condition, offering absolutely no important international exhibitions. They look like they fell on the city from a different era and no wonder the Dutch built almost all of them. Not only are their collections poorly kept, but they lack elements of modernity there are no elegant cafes, museum shops, bookstores or even public archives. It appears that the individuals running them are without vision and creativity. However, even if they did have inspired ideas, there would be no funding to carry them out.

Museum di Jakarta berada dalam kondisi memprihatinkan, sama sekali tidak menawarkan eksibisi internasional. Museum tersebut terlihat seperti berasal dari zaman baheula dan tak heran kalau Belanda yang membangun kesemuanya. Tidak hanya koleksinya yang tak terawat, tapi juga ketiadaan unsur-unsur modern seperti kafe, toko cinderamata, toko buku atau perpustakaan publik. Kelihatannya manajemen museum tidak punya visi atau kreativitas. Bahkan, meskipun mereka punya visi atau kreativitas, pasti akan terkendala dengan ketiadaan dana.

It seems that Jakarta has no city planners, only private developers that have no respect for the majority of its inhabitants who are poor (the great majority, no matter what the understated and manipulated government statistics say). The city abandoned itself to the private sector, which now controls almost everything, from residential housing to what were once public areas.

Sepertinya Jakarta tidak punya perencana kota, hanya ada pengembang swasta yang tidak punya respek atau kepedulian akan mayoritas penduduk yang miskin (mayoritas besar, tak peduli apa yang dikatakan oleh data statistik yang seringkali DIMANIPULIR pemerintah). Kota Jakarta praktis menyerahkan dirinya ke sektor swasta, yang kini nyaris mengendalikan semua hal, mulai dari perumahan hingga ke area publik.

While Singapore decades ago, and Kuala Lumpur recently, managed to fully eradicate poor, unsanitary and depressing kampongs from their urban areas, Jakarta is unable or unwilling to offer its citizens subsidized, affordable housing equipped with running water, electricity, a sewage system, wastewater tr eatment facilities, playgrounds, parks, sidewalks and a mass public transportation system.

Sedangkan beberapa dekade yang lalu di Singapura, dan baru-baru ini di Kualalumpur, mereka berhasil menghilangkan total perkampungan kumuh dari wilayah kota, namun Jakarta tidak mampu atau tidak mau memberikan warganya perumahan bersubsidi dengan harga terjangkau yang dilengkapi dengan air ledeng, listrik, sistem pembuangan limbah, taman bermain, trotoar dan sistem tr ansportasi massal.

Rich Singapore aside, Kuala Lumpur with only 2 million inhabitants boasts one metroline (Putra Line), one monorail, several efficient Star LRT lines, suburban tr ain links and high-speed rail system connecting the city with its new capital Putrajaya. The “Rapid” system counts on hundreds of modern, clean and air-conditioned buses. Transit is subsidized; a bus ticket on “Rapid” costs only $.60 (2 Malaysian Ringgits) for unlimited day use on the same line. Heavily discounted daily and monthly passes are also available.

Selain Singapura, Kualalumpur dengan berpenduduk hanya 2 juta jiwa memiliki satu jalur Metro (Putra Line), satu monorail, beberapa jalur LRT Star yang efisien, dan jaringan keretaapi kecepatan tinggi yang menghubungkan kota dengan ibu kota baru Putrajaya. Sistem “Rapid” memiliki ratusan bus modern, bersih, dan ber-AC. Tarifnya disubsidi, tiket bus Rapid hanya sekitar 2 Ringgit (kuranglebih Rp 4600) untuk penggunaan tak terbatas sepanjang hari di jalur yang sama. Tiket abonemen bulanan dan harian yang sangat murah juga tersedia.

Bangkok contracted German firm Siemens to build two long “Sky Train” lines and one me troline. It is also utilizing its river and channels as both public transportation and as a tourist attraction. Despite this enormous progress, the Bangkok city administration claims that it is building an additional 50 miles (80 kilometers) of tracks for these systems in order to convince citizens to leave their cars at home and use public transportation. Polluting pre-historic buses are being banned from Hanoi, Singapore , Kuala Lumpur and gradually from Bangkok. Jakarta, thanks to corruption and phlegmatic officials, is in its own league even in this field.

Bangkok menunjuk kontraktor Siemens dari Jerman untuk membangun 2 jalur panjang “Sky Train” dan satu jalur me tr o. Bangkok juga memanfaatkan sungai dan kanal sebagai tr ansportasi publik dan objek wisata. Pemerintahan kota Bangkok juga mengklaim bahwa mereka sedang membangun jalur tambahan sepanjang 80 km untuk sistem tersebut guna meyakinkan penduduk untuk meninggalkan mobil mereka di rumah dan memanfaatkan transportasi umum. Bus-bus kuno yang berpolusi sudah sepenuhnya dilarang beroperasi di Hanoi , Singapura, Kualalumpur, dan Bangkok. Jakarta? Berkat korupsi dan pejabat pemerintahan yang tak kompeten, Jakarta tenggelam dalam kondisi yang berkebalikan dengan kota-kota tersebut.

Mercer Human Resource Consulting, in its reports covering quality of life, places Jakarta repeatedly on the level of poor African and South Asian cities, below metropolises like Nairobi and Medellin.

Mercer Human Resource Consulting, dalam laporannya tentang kualitas hidup, menempatkan Jakarta di posisi setara dengan kota-kota miskin di Afrika dan Asia Selatan, bahkan dibawah kota Nairobi dan Medellin.

Considering that it is in the league with some of the poorest capitals of the world, Jakarta is not cheap. According to the Mercer Human Resource Consulting 2006 Survey, Jakarta ranked as the 48th most expensive city in the world for expatriate employees, well above Berlin (72nd), Melbourne (74th) and Washington D.C. (83rd). And if it is expensive for expa tr iates, how is it for local people with a GDP per capita below $1,000?

Walaupun Jakarta menjadi salah satu ibukota terburuk di dunia, hidup disana tidaklah murah.Menurut Survey Mercer Human Resource Consulting tahun 2006, Jakarta menduduki peringkat 48 kota termahal di dunia untuk ekspa triat, jauh diatas Berlin (peringkat 72), Melbourne (74) dan Washington DC (83). Nah, kalau untuk ekspa triat saja mahal, apalagi buat penduduk lokal yang pendapatan perkapita DIBAWAH $1000??.

Curiously, Jakartans are silent. They have become inured to appalling air quality just as they have gotten used to the sight of children begging, even selling themselves at the major intersections; to entire communities living under elevated highways and in slums on the shores of canals turned into toxic waste dumps; to the hours-long commutes; to floods and rats.

Anehnya, orang Jakarta diam seribu bahasa. Mereka pasrah akan kualitas udara yang jelek, terbiasa dengan pemandangan pengemis di perempatan jalan, dengan kampung kumuh di bawah jalan layang dan di pinggir sungai yang kotor dan penuh limbah beracun, dengan kemacetan berjam-jam, dengan banjir dan tikus.

But if there is to be any hope, the truth has to eventually be told, and the sooner the better. Only a realistic and brutal diagnosis can lead to treatment and a cure. As painful as the truth can be, it is always better than self-deceptions and lies. Jakarta has fallen decades behind capitals in the neighbouring countries in aesthetics, housing, urban planning, standard of living, quality of life, health, education, culture, transportation, food quality and hygiene. It has to swallow its pride and learn from Kuala Lumpur, Singapore, Brisbane and even in some instances from its poorer neighbours like Port Moresby, Manila and Hanoi.

Kalau saja ada sedikit harapan, kebenaran pasti akan terucap, dan semakin cepat semakin baik. Hanya diagnosis kejam dan realistis yang bisa mengarah pada obat. Betapapun pahitnya kebenaran, tetap saja lebih baik ketimbang dusta dan penipuan. Jakarta telah tertinggal jauh dibelakang ibukota lain negara tetangga dalam hal estetika, pemukiman, kebudayaan, tr ansportasi, dan kualitas dan higiene makanan. Sekarang Jakarta telah kehilangan kebanggaan dan mesti belajar dari Kualalumpur, Singapura, Brisbane, dan bahkan dalam beberapa hal dari tetangganya yang lebih miskin seperti Port Moresby, Manila, dan Hanoi.

Comparative statistics have to be transparent and widely available. Citizens have to learn how to ask questions again, and how to demand answers and accountability. Only if they understand to what depths their city has sunk can there be any hope of change. “We have to watch out,” said a concerned Malaysian filmmaker during New Year’s Eve celebrations in Kuala Lumpur. “Malaysia suddenly has too many problems. If we are not careful, Kuala Lumpur could end up in 20 or 30 years like Jakarta!”

Data statistik harus transparan dan tersedia luas. Warga harus belajar bertanya dan bagaimana untuk memperoleh jawaban dan akuntabilitas. Hanya kalau mereka memahami seberapa dalamnya kota mereka telah terperosok, maka barulah ada harapan. “Kita harus berhati-hati” kata produser film Malaysia dalam perayaan tahun baru di Kualalumpur. ” Malaysia punya banyak masalah. Kalau kita tidak hati-hati, dalam 20-30 tahun Kualalumpur akan bernasib sama seperti Jakarta!”

Could this statement be reversed? Can Jakarta find the strength and solidarity to mobilize in time catch up with Kuala Lumpur? Can decency overcome greed? Can corruption be eradicated and replaced by creativity? Can private villas shrink in size and green spaces, public housing, playgrounds, libraries, schools and hospitals expand?

Dapatkah pernyataan ini dibalik? Mampukah Jakarta menemukan kekuatan dan solidaritas untuk mobilisasi sehingga dapat menyaingi Kualalumpur? Mampukah kecukupan mengatasi keserakahan? Dapatkah korupsi diberantas dan diganti dengan kreatifitas? Akankah ukuran vila pribadi mengecil, dan kawasan hijau, perumahan publik, taman bermain, perpustakaan, sekolah dan rumah sakit berkembang pesat?

An outsider like me can observe, tell the story and ask questions. Only the people of Jakarta can offer the answers and solutions. Orang luar seperti saya hanya dapat mengamati, bercerita, dan bertanya. Dan hanya masyarakat Jakarta yang punya jawaban dan solusinya